Jakarta – Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono meresmikan Monumen TNI Angkatan Laut bertempat di Taman Kota Caruban Asti, Kabupaten Madiun. Monumen tersebut dibangun sebagai wahana membangun dan membangkitkan jiwa bahari di kalangan generasi muda bangsa. Minggu (16/01/2022).
“Monumen TNI AL menjadi media sosialisasi dan edukasi tentang TNI Angkatan Laut sekaligus menjadi wahana membangun dan membangkitkan jiwa bahari di kalangan generasi muda bangsa, sebagai bagian dari upaya mengembalikan kejayaan bangsa pelaut, ” ujar Kasal saat meresmikan monumen tersebut.
Baca juga:
Ultah ke-22, DWP Musirawas Potong Tumpeng
|
Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan bahwa pembangunan monumen tersebut merupakan bagian dari upaya TNI AL untuk mengenang dan meneladani nilai-nilai perjuangan para pahlawan samudera. Selain itu dengan adanya monumen tersebut akan menjadi landmark patriotisme bahari di Kabupaten Madiun.
“Kabupaten Madiun merupakan salah satu daerah yang sarat dengan peristiwa sejarah dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, ” ujar Kasal.
Selanjutnya Kasal menjelaskan bahwa monumen bernuansa maritim yang dibangun mewakili kekuatan armada TNI Angkatan Laut sebagai komponen utama pertahanan negara di laut. Selain sebagai sarana untuk mengenang sejarah perjuangan dan pengabdian.
“Monumen ini terdiri dari Pesawat Nomad N-24 P-843, Tank Amfibi PT 76, dan Meriam Howitzer Kaliber 122 Mm. Tiga Alutsista TNI AL yang sudah tidak dioperasikan ini mewakili sistem senjata armada terpadu TNI Angkatan Laut, ” ujar Kasal.
Pada peresmian tersebut, Kasal berkesempatan untuk menjelaskan sejarah singkat tiga Alutsista TNI AL yang di bangun tersebut. Pesawat Nomad N-24 P-843 adalah ikon penerbangan TNI Angkatan Laut pada masanya. Pesawat produksi Australia ini memperkuat TNI AL pada tahun 1972 dan menjadi andalan utama TNI Angkatan Laut dalam tugas pengintaian dan patroli Maritim di wilayah Kepulauan Indonesia.
Sementara itu menurut Kasal, Tank Amfibi PT-76 merupakan material tempur andalan Korps Marinir TNI Angkatan Laut buatan Uni Soviet yang digunakan sejak 1962 dan telah berjasa dalam berbagai operasi militer, antara lain Operasi Trikora, Operasi Dwikora, Operasi Seroja, dan operasi-operasi penting lainnya.
Juga keberadaan Meriam Howitzer Kaliber 122 Mm meriam buatan Rusia yang masuk jajaran Korps Marinir pada 1961 sangat penting jasanya dalam operasi-operasi yang dilaksanakan Korps Marinir TNI Angkatan Laut.
Mengakhiri sambutannya, Kasal berharap dengan adanya monumen Alutsista TNI Angkatan Laut ini, dapat memotivasi masyarakat luas, khususnya para generasi muda agar timbul rasa cinta tanah air semangat pantang menyerah, dan kebanggaan, serta dapat meneladani perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya sejarah perjuangan TNI Angkatan Laut di masa lampau.
Kedatangan Kasal dalam kegiatan tersebut diiringi dengan kehadiran para Pejabat TNI AL dan Ketua Umum Jalasenastri Ny. Vero Yudo Margono beserta jajarannya disambut Bupati Kabupaten Madiun, Wakil Bupati Kabupaten Madiun, Sekretaris Daerah Kabupaten Madiun, Ketua DPRD Kabupaten Madiun, dan Forkopimda wilayah Madiun.
Kasal dan rombongan dihibur dengan atraksi Pencak Silat “Seni Kampung Pesilat Indonesia” sebagai icon Madiun, kemudian dilanjutkan dengan peninjauan monumen Pesawat Nomad N-24 P-843 di Taman Kota Caruban Asti, peninjauan vaksinasi di SDN Garon 02, dan diakhiri dengan peninjauan ke monumen Tank Amfibi PT-76 dan Howitzer Kaliber 122 Mm di exit tol Dumpil.
Sumber: Dinas Penerangan Angkatan Laut