JAKARTA - Presidensi G20 Indonesia membuka mata dunia internasional bahwa sektor pemasaran barang dan jasa secara elektronik (e-commerce) di tanah air sangat potensial.
Sehingga, para pemimpin dunia yang mengikuti gelaran akbar G20 yang diselenggarakan selama satu tahun ke depan ini dapat mengetahui secara jelas perkembangan sektor ini.
Indonesia secara resmi memulai rangkaian Presidensi G20 selama satu tahun penuh terhitung mulai 1 Desember 2021 hingga November 2022. Dalam beberapa waktu ke depan akan digelar serangkaian kegiatan yang melibatkan anggota peserta G20 sampai pada akhir selenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
"Juga bisa Kita tunjukkan pada mereka (pemimpin dunia) bahwa dunia e-commerce di Indonesia juga sangat potensial, " kata CEO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin ketika melakukan diskusi media dalam dialog Forum Merdeka 9 (FMB9) yang tertajuk "G20, Kita Bisa Apa?" yang ditayangkan secara virtual pada Rabu (8/12/2021).
Menurut dia, perkembangan sektor pemasaran barang atau jasa secara elektronik di tanah air sudah sangat berkembang secara signifikan dengan ciri khas masing-masing.
Banyak di antara pelaku usaha di atas, memakai strategi pengembangan bisnis yang diciptakan sendiri berdasarkan dengan target segmentasi yang disasar oleh aplikasi terkait.
Baca juga:
Walikota Makassar Resmikan SPBU 237 Daya
|
Hal ini tentunya, mempunyai daya tarik sendiri bagi para delegasi peserta gelaran G20 untuk mengetahui lebih lanjut tentang perkembangan sektor e-commerce di dalam negeri. Mengingat, perkembangan sektor tersebut, lepas dari pakem-pakem metode strategi pengembangan bisnis digital yang dilakukan oleh negara maju seperti China dan Amerika Serikat (AS).
"Jadi di Indonesia belum tentu mengikuti metode pengembangan bisnis seperti China Style atau American Stlye, " tuturnya.
Namun, hasil dari pengembangan bisnisnya, lanjut Rachmat, banyak aplikasi yang menjadi wadah dari kegiatan pemasaran secara elektronik tersebut yang masuk dalam kategori sebagai unicorn. Artinya, pengembangan bisnis yang diciptakan dari inovasi yang dikaji sesuai dengan kondisi di tanah air mampu membuat aplikasi digemari masyarakat di nusantara.
"Ada banyak aplikasi yang sudah mendapat predikat sebagai unicorn, " imbuhnya.
Sementara itu, Staf Khusus Presiden RI Billy Mambrasar mengatakan, gelaran G20 yang diselenggarakan selama satu tahun mendatang akan membawa berkah dalam dunia pendidikan di dalam negeri. Karena, berpeluang membuka akses pendidikan secara digital di tanah air.
Dengan begitu, pendidikan semakin merata dari mulai masyarakat di kota hingga wilayah di pelosok pedalaman.
"Dengan percepatan pembangunan digital kita bisa melakukan digitalisasi pendidikan yang bisa diakses masyarakat dimanapun, " kata Billy.
Berkat pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang dilakukan pemerintah beberapa waktu lalu. Tentunya sangat berdampak pada akses pendidikan yang diterima oleh masyarakat di berbagai pelosok tanah air.
Saat ini masyarakat dapat mengikuti pembelajaran di institusi pendidikan hanya dengan melalui ruang-ruang digital yang saat ini berkembang pesat.
"Pemerintah telah melakukan akselerasi transformasi digital dengan penambahan infrastruktur digital, " tuturnya.
Hasilnya, saat ini indeks peningkatan manusia atau Human Development Index secara nasional terus menunjukkan angka meningkat ke arah yang lebih baik dari waktu ke waktu.
Rata-rata angkanya menunjukkan angka mencapai 8, tentunya hasil tersebut dapat dikategorikan masuk dalam jajaran nilai yang sangat baik bagi ukuran negara berkembang.
Di wilayah yang memiliki kecenderungan nilai paling rendah pun, angka rata-rata pun setiap waktu merangkak naik. Artinya, terdapat sejumlah perbaikan pendidikan di setiap wilayah yang ada di Indonesia.
"Di Papua yang memiliki nilai rendah dalam skala nasional, kini semakin hari menunjukkan angka peningkatan, " imbuhnya.
Ke depan, Billy optimis, peningkatan pendidikan dapat terus lebih baik. Seiring dengan program-program yang dimiliki oleh instansi terkait memiliki peluang untuk pendidikan Indonesia semakin baik. Apalagi dengan dibantu dengan alokasi dana sekitar Rp520 triliun, akan membuat kualitas pendidikan menjadi semakin maju dari waktu ke waktu.
"Ini merupakan jendela yang harus kita manfaatkan untuk menunjukkan kekuatan kita dalam ranah anak muda di G20, " tuturnya. (***)